Rekam Jejak Korupsi Kepala Daerah 2013-2017
DIREKTUR Advokasi Pusat Kajian Antikorupsi Universitas Gadjah Mada (Pukat UGM) Oce Madril mengatakan, banyak masyarakat tidak menyadari bahwa korupsi di pemerintah daerah sangat merugikan.
Hal itu disebabkan dampak korupsi yang tidak secara langsung dirasakan. Akibatnya, masyarakat sering kali tidak memberikan perhatian khusus pada calon-calon kepala daerah yang terindikasi korupsi.
Padahal, menurut Oce, isu korupsi harus diutamakan dalam memilih calon pemimpin.
"Dampak korupsi kepala daerah sangat besar, tapi tidak disadari karena secara tidak langsung," kata Oce.
Menurut Oce, lahan basah yang paling banyak dikorupsi oleh pemerintah daerah adalah dana APBD.
Dana yang seharusnya digunakan semaksimal mungkin bagi rakyat malah dijadikan bancakan oleh eksekutif dan legislatif.
Masyarakat sering tidak menyadari bahwa miliaran rupiah dana APBD yang dikorupsi seharusnya digunakan untuk peningkatan kesejahteraan rakyat.
Misalnya, pemberian jaminan kesehatan, serta dana pendidikan bagi anak-anak.
Belum lagi, menurut Oce, anggaran yang seharusnya digunakan untuk membangun dan memperbaiki infrastruktur berupa jalan dan jembatan, malah masuk ke kantong pejabat.
"Anak-anak seharusnya bisa sekolah sekolah gratis, biaya rumah sakit warga ditanggung pemerintah," kata Oce.
Menurut Oce, masyarakat perlu jeli melihat latar belakang calon kepala daerah.
Sebagai contoh, apabila calon kepala daerah dari latar belakang pengusaha, pemilih dapat menelusuri, apakah calon tersebut pernah tercium menggunakan cara-cara kolusi dan nepotisme untuk memeroleh keuntungan.
Begitu juga dengan calon-calon yang berlatar belakang politisi. Menurut Oce, pemilih perlu memastikan calon tersebut tidak mengutamakan kepentingan kelompoknya ketimbang kepentingan publik.
Source : https://nasional.kompas.com/jeo/jangan-apatis-pilih-pemimpin-terbaikmu
No comments:
Post a Comment