Gubernur DKI Jakrta Joko Widodo usai bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Selasa (14/5/2014).
Jokowi: Saya Tak Pernah Mengajukan Diri sebagai Capres
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengaku tidak pernah berpikir untuk maju sebagai calon presiden. Jokowi beralasan dia baru sebentar menjadi pemimpin Jakarta. Selain itu, dia juga tidak masuk dalam struktur DPP PDI Perjuangan.
"Makanya, setiap ditanya, saya jawab ndak mikir karena betul-betul ndak mikir. Karena logikanya tidak mungkin," kata Jokowi saat menghadiri Rapimnas Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) di Balai Kartini, Jakarta, Selasa (13/5/2014).
Hingga Jumat, 14 Maret 2014 pagi, Jokowi mengaku sempat diminta Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri agar tetap beraktivitas seperti biasa, tetapi diminta tidak ke luar kota.
"Jam 14.45, pas lagi di Marunda, saya ditelepon dinyatakan sebagai calon presiden. Jadi, bukan saya yang mengaju-ngajukan diri untuk maju sebagai capres," lanjut Jokowi di hadapan ratusan anggota LDII yang menghadiri acara tersebut.
Pada kesempatan itu, Jokowi didaulat untuk memaparkan visi dan misinya. Namun, sebelumnya, dia menceritakan perjalanan politiknya. Jokowi menuturkan, perjalanan politiknya dimulai ketika dia didorong untuk maju menjadi calon wali kota Solo pada 2005.
Jokowi mengatakan, saat itu ia sebenarnya sama sekali tak pernah berniat untuk terjun ke dunia politik. "Tapi, saya didorong untuk ikut, salah satu yang mendorong adalah orang LDII," kata Jokowi yang disambut tepuk tangan para peserta.
Keluarga tak setuju
Jokowi akhirnya dapat memenangi Pilkada Solo 2005 dengan perolehan suara 37 persen. Menurut Jokowi, keluarganya adalah pihak yang paling tidak setuju dengan keputusannya maju ke dalam dunia politik.
Karena itu, Jokowi mengaku telah memutuskan, ketika masa jabatannya telah berakhir pada 2010, ia tidak akan maju kembali pada Pilkada Solo 2010 dan lebih akan fokus mengurus pabriknya. Namun, jelang masa jabatannya berakhir, Jokowi mengaku didatangi banyak kelompok warga masyarakat maupun organisasi kemasyarakatan yang memintanya maju kembali.
Permintaan tersebut, kata Jokowi, membuatnya luluh. Ia pun memutuskan ikut kembali pada Pilkada Solo 2010. "Tapi, saya memutuskan tidak mau kampanye dan keluar uang. Tapi, akhirnya malah menang 91 persen," ucap Jokowi.
Saat baru dua tahun menjalani masa jabatan kedua sebagai Wali Kota Solo, tiba-tiba Jokowi diminta untuk maju sebagai calon gubernur DKI Jakarta pada Pilkada DKI 2012. Menurut Jokowi, Megawati adalah orang yang saat itu memintanya bersaing memperebutkan kursi DKI-1.
Melaju ke Ibu Kota
Saat itu, Jokowi mengaku tak cukup percaya diri untuk maju menjadi calon gubernur DKI. Sebab, saat itu banyak yang menilai jika ia tidak akan mampu mengalahkan Gubernur DKI incumbent, Fauzi Bowo.
"Tapi, Allah memberikan garis yang berbeda. Ternyata menang. Putaran pertama 43 persen. Banyak yang tidak percaya, lembaga survei tidak ada yang benar. Putaran kedua dapat 53 persen," kata Jokowi.
Setelah enam bulan menjabat sebagai gubernur, banyak bermunculan hasil survei yang menempatkan Jokowi sebagai figur yang paling diinginkan masyarakat Indonesia untuk menjadi presiden berikutnya.
"Makanya, setiap ditanya, saya jawab ndak mikir karena betul-betul ndak mikir. Karena logikanya tidak mungkin," kata Jokowi saat menghadiri Rapimnas Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) di Balai Kartini, Jakarta, Selasa (13/5/2014).
Hingga Jumat, 14 Maret 2014 pagi, Jokowi mengaku sempat diminta Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri agar tetap beraktivitas seperti biasa, tetapi diminta tidak ke luar kota.
"Jam 14.45, pas lagi di Marunda, saya ditelepon dinyatakan sebagai calon presiden. Jadi, bukan saya yang mengaju-ngajukan diri untuk maju sebagai capres," lanjut Jokowi di hadapan ratusan anggota LDII yang menghadiri acara tersebut.
Pada kesempatan itu, Jokowi didaulat untuk memaparkan visi dan misinya. Namun, sebelumnya, dia menceritakan perjalanan politiknya. Jokowi menuturkan, perjalanan politiknya dimulai ketika dia didorong untuk maju menjadi calon wali kota Solo pada 2005.
Jokowi mengatakan, saat itu ia sebenarnya sama sekali tak pernah berniat untuk terjun ke dunia politik. "Tapi, saya didorong untuk ikut, salah satu yang mendorong adalah orang LDII," kata Jokowi yang disambut tepuk tangan para peserta.
Keluarga tak setuju
Jokowi akhirnya dapat memenangi Pilkada Solo 2005 dengan perolehan suara 37 persen. Menurut Jokowi, keluarganya adalah pihak yang paling tidak setuju dengan keputusannya maju ke dalam dunia politik.
Karena itu, Jokowi mengaku telah memutuskan, ketika masa jabatannya telah berakhir pada 2010, ia tidak akan maju kembali pada Pilkada Solo 2010 dan lebih akan fokus mengurus pabriknya. Namun, jelang masa jabatannya berakhir, Jokowi mengaku didatangi banyak kelompok warga masyarakat maupun organisasi kemasyarakatan yang memintanya maju kembali.
Permintaan tersebut, kata Jokowi, membuatnya luluh. Ia pun memutuskan ikut kembali pada Pilkada Solo 2010. "Tapi, saya memutuskan tidak mau kampanye dan keluar uang. Tapi, akhirnya malah menang 91 persen," ucap Jokowi.
Saat baru dua tahun menjalani masa jabatan kedua sebagai Wali Kota Solo, tiba-tiba Jokowi diminta untuk maju sebagai calon gubernur DKI Jakarta pada Pilkada DKI 2012. Menurut Jokowi, Megawati adalah orang yang saat itu memintanya bersaing memperebutkan kursi DKI-1.
Melaju ke Ibu Kota
Saat itu, Jokowi mengaku tak cukup percaya diri untuk maju menjadi calon gubernur DKI. Sebab, saat itu banyak yang menilai jika ia tidak akan mampu mengalahkan Gubernur DKI incumbent, Fauzi Bowo.
"Tapi, Allah memberikan garis yang berbeda. Ternyata menang. Putaran pertama 43 persen. Banyak yang tidak percaya, lembaga survei tidak ada yang benar. Putaran kedua dapat 53 persen," kata Jokowi.
Setelah enam bulan menjabat sebagai gubernur, banyak bermunculan hasil survei yang menempatkan Jokowi sebagai figur yang paling diinginkan masyarakat Indonesia untuk menjadi presiden berikutnya.
Source : nasional.kompas.com
No comments:
Post a Comment