Reporter : Chazizah Gusnita
Mengintip Lapas Terbuka yang mirip kos-kosan mahasiswa
Mendengar kata Lembaga Pemasyarakatan (LP atau Lapas), tentu yang ada di benak kita sebuah Lapas dengan maksimum security, tembok tinggi berpagar, tertutup, dan over crowded. Namun Lapas yang satu ini berbeda dengan Lapas yang ada.
Lapas itu bernama Lapas Terbuka Klas IIB. Lapas yang terletak di Jalan Gandul, Cinere, Depok, Jawa Barat ini juga disebut sebagai Kampung Asimilasi Gandul, seperti papan selamat datang yang dipasang sebelum pintu masuk. Kebetulan, mahasiswa Kriminologi Universitas Indonesia (UI) berkesempatan berkunjung ke Lapas Terbuka ini, Sabtu (7/12/2013).
Kenapa disebut Kampung Asimilasi? Karena para narapidana yang berada di dalamnya dibina untuk proses asimilasi (kembali ke masyarakat). Pembinaan yang dilakukan berupa kegiatan untuk berwiraswasta seperti bercocok tanam dalam bidang pertanian, budidaya perikanan, dan peternakan. Kegiatan ini bertujuan pemberian bekal kemampuan untuk napi setelah ia bebas nanti.
Sebelum masuk ke dalam Lapas, seluruh pengunjung terlebih dahulu diperiksa di posko utama. Di posko utama ini, pengunjung harus meninggalkan telepon seluler dan kartu tanda pengenal.
Dari posko utama, pengunjung lantas ketemu dengan Pengamanan Pintu Utama (P2U). Di sini sebenarnya pengunjung akan digeledah oleh petugas. Kebetulan sekali, rombongan tidak digeledah oleh petugas. Karena alat-alat komunikasi dan elektronik sudah diambil di posko utama.
Setelah dari P2U, pengunjung langsung masuk ke ruang tunggu yang terletak di sebelah kiri. Sementara di sebelah kanan, terdapat kursi-kursi khusus untuk pagelaran acara musik atau perjamuan dan pertemuan. Di ruang tunggu Lapas Terbuka ini terdapat sebuah kantin dan meja biliar. Meja bilyard ini sering digunakan para narapidana. Dari sini, sudah terlihat bagaimana rupa dari Lapas Terbuka.
Sekilas Lapas Terbuka mirip seperti kos-kosan mahasiswa. Terdiri dari 20 kamar dengan dua lantai dan 16 kamar mandi yang terletak di kiri dan kanan gedung. Masing-masing kamar dihuni oleh kurang lebih 4-5 napi. Saat ini, ada sekitar 72 napi di dalam Lapas Terbuka. Di tengah kamar para napi terdapat sebuah lapangan yang berfungsi sebagai lapangan olahraga napi dan kegiatan apel.
Seperti namanya Lapas Terbuka, tampilannya pun jauh dari kesangaran dan kesumpekan Lapas pada umumnya. "Seperti cottage ya," celetuk seorang mahasiswa Kriminologi UI, Lambriyana. Bisa dibayangkan, cukup nyaman ya bagi napi yang tinggal di sini?
(mdk/hhw)Lapas itu bernama Lapas Terbuka Klas IIB. Lapas yang terletak di Jalan Gandul, Cinere, Depok, Jawa Barat ini juga disebut sebagai Kampung Asimilasi Gandul, seperti papan selamat datang yang dipasang sebelum pintu masuk. Kebetulan, mahasiswa Kriminologi Universitas Indonesia (UI) berkesempatan berkunjung ke Lapas Terbuka ini, Sabtu (7/12/2013).
Kenapa disebut Kampung Asimilasi? Karena para narapidana yang berada di dalamnya dibina untuk proses asimilasi (kembali ke masyarakat). Pembinaan yang dilakukan berupa kegiatan untuk berwiraswasta seperti bercocok tanam dalam bidang pertanian, budidaya perikanan, dan peternakan. Kegiatan ini bertujuan pemberian bekal kemampuan untuk napi setelah ia bebas nanti.
Sebelum masuk ke dalam Lapas, seluruh pengunjung terlebih dahulu diperiksa di posko utama. Di posko utama ini, pengunjung harus meninggalkan telepon seluler dan kartu tanda pengenal.
Dari posko utama, pengunjung lantas ketemu dengan Pengamanan Pintu Utama (P2U). Di sini sebenarnya pengunjung akan digeledah oleh petugas. Kebetulan sekali, rombongan tidak digeledah oleh petugas. Karena alat-alat komunikasi dan elektronik sudah diambil di posko utama.
Setelah dari P2U, pengunjung langsung masuk ke ruang tunggu yang terletak di sebelah kiri. Sementara di sebelah kanan, terdapat kursi-kursi khusus untuk pagelaran acara musik atau perjamuan dan pertemuan. Di ruang tunggu Lapas Terbuka ini terdapat sebuah kantin dan meja biliar. Meja bilyard ini sering digunakan para narapidana. Dari sini, sudah terlihat bagaimana rupa dari Lapas Terbuka.
Sekilas Lapas Terbuka mirip seperti kos-kosan mahasiswa. Terdiri dari 20 kamar dengan dua lantai dan 16 kamar mandi yang terletak di kiri dan kanan gedung. Masing-masing kamar dihuni oleh kurang lebih 4-5 napi. Saat ini, ada sekitar 72 napi di dalam Lapas Terbuka. Di tengah kamar para napi terdapat sebuah lapangan yang berfungsi sebagai lapangan olahraga napi dan kegiatan apel.
Seperti namanya Lapas Terbuka, tampilannya pun jauh dari kesangaran dan kesumpekan Lapas pada umumnya. "Seperti cottage ya," celetuk seorang mahasiswa Kriminologi UI, Lambriyana. Bisa dibayangkan, cukup nyaman ya bagi napi yang tinggal di sini?
Source : m.merdeka.com
No comments:
Post a Comment