Kesal dengan Gubernurnya, Warga Kaltim Ingin "Pinjam" Ahok
Saking kesalnya dengan Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Awang Faroek Ishak, warga Samarinda, Kaltim, mengaku ingin sekali diperintah oleh Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk sementara waktu.
Awang dinilai terlalu sibuk mengurusi otonomi khusus (otsus) yang tidak masuk akal, sementara di Samarinda tengah dilanda banjir bandang. Pemerintah provinsi ataupun Pemerintah Kota Samarinda, lanjutnya, belum juga memberi bantuan.
"Saya tegaskan, saat ini saya tidak perlu otsus-otsusan. Nanti kalau Pak Awang mau melakukan aksi diam di Gedung DPR RI, Ahok kami 'pinjam' sebentar untuk memerintah di Kaltim. Biar saja Pak Awang Fokus ngurus otsus di sana, biar Pak Ahok yangngurus kami di Kaltim," ungkap Zulkifli, warga Karang Paci, Samarinda, Kaltim.
Zul menuturkan, Awang selama ini dinilai tidak memperhatikan warganya. Selama dua hari, warga Samarinda dilanda musibah banjir besar dan tidak ada bantuan dari pemprov dan pemkot.
"Daerah rumah saya di Karang Paci sebenarnya jarang banjir. Kalau sampai air masuk ke dalam rumah, tandanya banjir di Samarinda sudah tidak wajar. Sekiranya ada bantuan, tetapi perhatian pun tidak kami dapatkan," ungkapnya kesal.
Untuk itu, Zul berharap, Ahok mau memimpin Kaltim selama Awang sibuk mengurus otsus.
"Seandainya saja Pak Ahok mau, walaupun hanya sebulan atau dua bulan memerintah Kaltim, saya sangat bersyukur," ujarnya.
Hal senada diungkapkan pula oleh Selfie. Pegawai salah satu bank swasta ini mengeluhkan gaya kepemimpinan Awang yang tidak setegas Ahok.
"'Pinjami' Pak Ahok selama sebulan, saya pastikan ada ratusan koruptor ketangkap di Kaltim," katanya.
Menurut dia, Awang tidak pernah sibuk mengurus koruptor, sebab Awang terlalu terobsesi pada otonomi khusus yang tidak jelas.
"Coba kalau mau demo ke pemerintah pusat itu mbok ya yang menyejahterakan. Seandainya otsus memang memberi kesejahteraan, harusnya dari sekarang masyarakat sudah diperhatikan. Banyak bangunan mangkrak di Kaltim. Contohnya jembatan kembar. Namun, Gubernur seperti melupakan itu," tuturnya.
Nadia, salah seorang guru honorer, juga ikut mengeluhkan kesibukan Awang. Menurut dia, sebelum Pilgub 2013, Awang pernah menjanjikan kenaikan PNS untuk guru-guru PNS. Namun, kenyataannya, janji tinggal janji.
"Janji tinggal kenangan. Namun, kalau urusan dana perimbangan atau otsus, Gubernur-ku cepet banget. Mudah-mudahan PakJokowi punya program pertukaran Gubernur, dan Kaltim 'dipinjami' Ahok walau sebulan," ujarnya.
Awang dinilai terlalu sibuk mengurusi otonomi khusus (otsus) yang tidak masuk akal, sementara di Samarinda tengah dilanda banjir bandang. Pemerintah provinsi ataupun Pemerintah Kota Samarinda, lanjutnya, belum juga memberi bantuan.
"Saya tegaskan, saat ini saya tidak perlu otsus-otsusan. Nanti kalau Pak Awang mau melakukan aksi diam di Gedung DPR RI, Ahok kami 'pinjam' sebentar untuk memerintah di Kaltim. Biar saja Pak Awang Fokus ngurus otsus di sana, biar Pak Ahok yangngurus kami di Kaltim," ungkap Zulkifli, warga Karang Paci, Samarinda, Kaltim.
Zul menuturkan, Awang selama ini dinilai tidak memperhatikan warganya. Selama dua hari, warga Samarinda dilanda musibah banjir besar dan tidak ada bantuan dari pemprov dan pemkot.
"Daerah rumah saya di Karang Paci sebenarnya jarang banjir. Kalau sampai air masuk ke dalam rumah, tandanya banjir di Samarinda sudah tidak wajar. Sekiranya ada bantuan, tetapi perhatian pun tidak kami dapatkan," ungkapnya kesal.
Untuk itu, Zul berharap, Ahok mau memimpin Kaltim selama Awang sibuk mengurus otsus.
"Seandainya saja Pak Ahok mau, walaupun hanya sebulan atau dua bulan memerintah Kaltim, saya sangat bersyukur," ujarnya.
Hal senada diungkapkan pula oleh Selfie. Pegawai salah satu bank swasta ini mengeluhkan gaya kepemimpinan Awang yang tidak setegas Ahok.
"'Pinjami' Pak Ahok selama sebulan, saya pastikan ada ratusan koruptor ketangkap di Kaltim," katanya.
Menurut dia, Awang tidak pernah sibuk mengurus koruptor, sebab Awang terlalu terobsesi pada otonomi khusus yang tidak jelas.
"Coba kalau mau demo ke pemerintah pusat itu mbok ya yang menyejahterakan. Seandainya otsus memang memberi kesejahteraan, harusnya dari sekarang masyarakat sudah diperhatikan. Banyak bangunan mangkrak di Kaltim. Contohnya jembatan kembar. Namun, Gubernur seperti melupakan itu," tuturnya.
Nadia, salah seorang guru honorer, juga ikut mengeluhkan kesibukan Awang. Menurut dia, sebelum Pilgub 2013, Awang pernah menjanjikan kenaikan PNS untuk guru-guru PNS. Namun, kenyataannya, janji tinggal janji.
"Janji tinggal kenangan. Namun, kalau urusan dana perimbangan atau otsus, Gubernur-ku cepet banget. Mudah-mudahan PakJokowi punya program pertukaran Gubernur, dan Kaltim 'dipinjami' Ahok walau sebulan," ujarnya.
Penulis | : Kontributor Samarinda, Gusti Nara |
Editor | : Caroline Damanik Source : http://regional.kompas.com/read/2015/01/20/18050591/Kesal.dengan.Gubernurnya.Warga.Kaltim.Ingin.Pinjam.Ahok |
No comments:
Post a Comment