Presiden RI JOKO WIDODO
Mejuah-Juah Manbandu ras Rombongendu Seh i Taneh Karo Simalem. Dibata Singngarak-nggarak Kam kerinana Guna Kekelengendu Man Rakyat Sirulo Taneh Karo.
Besok ke Sinabung, Jokowi Bagikan Kartu Bantuan Elektronik
Presiden Joko Widodo akan berkunjung ke Gunung Sinabung, Sumatera Utara, Rabu 29 Oktober 2014. Di sana, dia akan memberikan bantuan uang kepada para korban letusan gunung Sinabung.
Menurut Sekretaris Eksekutif Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), Bambang Widianto, bantuan uang akan dialokasikan dari dana operasional presiden.
"Pakai anggaran operasional presiden," kata Bambang di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa 28 Oktober 2014.
Namun, ada yang berbeda dari bantuan uang yang diberikan Jokowi. Uang itu tidak berupa tunai. Tetapi menggunakan kartu elektronik. Alatnya hanya menggunakan kartu SIM. Para menerima bantuan nantinya bisa mengecek saldonya melalui telepon genggam. Jika tak ada telepon genggam maka bisa melalui agen Indomart atau Alfamart.
Bambang mengatakan dalam penyaluran bantuan, pemerintah bekerjasama dengan Bank Mandiri dan perusahaan telepon seluler. Sementara kartunya berasal dari TNP2K.
"Jadi nomor telepon jadi nomor rekening. Bisa lihat saldo dari telepon. Dia datang ke agen, nggak hanya Indomaret tetapi semua agen yang bekerjasama dengan Bank Mandiri. Kita gunakan teknologi untuk jangkau orang miskin," katanya.
Sehingga jika tidak ada ATM yang berada di dekat tempat tingalnya, bisa mengambil uang di agen-agen Indomart maupun kantor pos.
Bantuan dengan aplikasi teknologi ini menurut Bambang akan diterapkan untuk menyalurkan bantuan kepada masyarakat miskin dengan skala nasional. Namun, saat ini baru digunakan untuk masyarakat Sinabung.
"Ini hanya sedikit untuk bantuan Sinabung. Nantinya bantuan orang miskin dilakukan dengan teknologi ini," ujarnya.
Namun, Bambang mengaku belum tahu berapa jumlah bantuan yang akan diberikan kepada warga Sinabung. Sementara warga Sibanung yang akan diberi bantuan sekitar 3.500 keluarga.
"Kita punya data semua yang menerima kartu perlindungan sosial yang waktu itu kita gunakan untuk kenaikan harga BBM sekitar 3.500 keluarga, tetapi sekarang mungkin tak sampai 3.500," katanya.
Penyaluran bantuan dengan teknologi ini, kata Bambang baru dilakukan di Kenya. Sehingga Indonesia juga akan menirunya. "Kita punya orang banyak sekali, jadi harus bisa," ujarnya.
Menurut Sekretaris Eksekutif Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), Bambang Widianto, bantuan uang akan dialokasikan dari dana operasional presiden.
"Pakai anggaran operasional presiden," kata Bambang di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa 28 Oktober 2014.
Namun, ada yang berbeda dari bantuan uang yang diberikan Jokowi. Uang itu tidak berupa tunai. Tetapi menggunakan kartu elektronik. Alatnya hanya menggunakan kartu SIM. Para menerima bantuan nantinya bisa mengecek saldonya melalui telepon genggam. Jika tak ada telepon genggam maka bisa melalui agen Indomart atau Alfamart.
Bambang mengatakan dalam penyaluran bantuan, pemerintah bekerjasama dengan Bank Mandiri dan perusahaan telepon seluler. Sementara kartunya berasal dari TNP2K.
"Jadi nomor telepon jadi nomor rekening. Bisa lihat saldo dari telepon. Dia datang ke agen, nggak hanya Indomaret tetapi semua agen yang bekerjasama dengan Bank Mandiri. Kita gunakan teknologi untuk jangkau orang miskin," katanya.
Sehingga jika tidak ada ATM yang berada di dekat tempat tingalnya, bisa mengambil uang di agen-agen Indomart maupun kantor pos.
Bantuan dengan aplikasi teknologi ini menurut Bambang akan diterapkan untuk menyalurkan bantuan kepada masyarakat miskin dengan skala nasional. Namun, saat ini baru digunakan untuk masyarakat Sinabung.
"Ini hanya sedikit untuk bantuan Sinabung. Nantinya bantuan orang miskin dilakukan dengan teknologi ini," ujarnya.
Namun, Bambang mengaku belum tahu berapa jumlah bantuan yang akan diberikan kepada warga Sinabung. Sementara warga Sibanung yang akan diberi bantuan sekitar 3.500 keluarga.
"Kita punya data semua yang menerima kartu perlindungan sosial yang waktu itu kita gunakan untuk kenaikan harga BBM sekitar 3.500 keluarga, tetapi sekarang mungkin tak sampai 3.500," katanya.
Penyaluran bantuan dengan teknologi ini, kata Bambang baru dilakukan di Kenya. Sehingga Indonesia juga akan menirunya. "Kita punya orang banyak sekali, jadi harus bisa," ujarnya.
© VIVA.co.id
No comments:
Post a Comment