Ilustrasi Migas. shutterstock.com
Presiden Jokowi resmikan megaproyek
migas senilai Rp 78,3 triliun
Presiden Joko WIdodo meresmikan megaproyek migas yang berada di kilang
LNG Donggi Senoro, Sulawesi Tengah. Total investasi dari seluruh mega proyek
yang diresmikan mencapai USD 5,8 miliar atau setara dengan Rp 78,3 triliun.
LNG Donggi Senoro, Sulawesi Tengah. Total investasi dari seluruh mega proyek
yang diresmikan mencapai USD 5,8 miliar atau setara dengan Rp 78,3 triliun.
Proyek-proyek yang diresmikan adalah Central Processing Plant yang dikelola
oleh Join Operating Body Pertamina Medco Tomori Sulawesi dengan nilai
investasi sebesar USD 1,2 miliar. Kemudian, Blok Matindok akan memiliki dua
Central Processing Plant, yaitu CPP Donggi dan CPP Matindok dengan kapasitas
total 105 MMSCFD dan menyerap investasi sebesar USD 0,8 miliar.
oleh Join Operating Body Pertamina Medco Tomori Sulawesi dengan nilai
investasi sebesar USD 1,2 miliar. Kemudian, Blok Matindok akan memiliki dua
Central Processing Plant, yaitu CPP Donggi dan CPP Matindok dengan kapasitas
total 105 MMSCFD dan menyerap investasi sebesar USD 0,8 miliar.
Selain itu, Jokowi juga meresmikan Kilang LNG Donggi Senoro berkapasitas
2,1 million ton per annum (MTPA) dengan investasi senilai USD 2,8 miliar.
Investasi kilang tersebut telah menjadi kunci bagi upaya pengembangan dan
monetisasi cadangan gas yang 30 tahun belum dikembangkan di Sulawesi Tengah.
2,1 million ton per annum (MTPA) dengan investasi senilai USD 2,8 miliar.
Investasi kilang tersebut telah menjadi kunci bagi upaya pengembangan dan
monetisasi cadangan gas yang 30 tahun belum dikembangkan di Sulawesi Tengah.
Kilang LNG Donggi Senoro yang dikelola oleh PT Donggi Senoro LNG
tersebut merupakan kilang LNG yang dibangun dengan model hilir pertama
di Indonesia. Proyek ini merupakan proyek kilang LNG pertama di Indonesia
yang melibatkan perusahaan-perusahaan Asia, yaitu PT Pertamina (Persero),
PT Medco Energi Internasional Tbk, Mitsubishi Corporation, Korea Gas
Corporation (KOGAS).
tersebut merupakan kilang LNG yang dibangun dengan model hilir pertama
di Indonesia. Proyek ini merupakan proyek kilang LNG pertama di Indonesia
yang melibatkan perusahaan-perusahaan Asia, yaitu PT Pertamina (Persero),
PT Medco Energi Internasional Tbk, Mitsubishi Corporation, Korea Gas
Corporation (KOGAS).
Selanjutnya, sebagai bagian dari upaya pemenuhan kebutuhan domestik, JOB
Pertamina Medco Tomori Sulawesi telah berkomitmen menyalurkan gas
sebanyak 55 MMSCFD untuk pabrik amoniak berkapasitas 700.000 ton per
tahun, yang akan dikelola oleh PT Panca Amara Utama. Pabrik amoniak
tersebut memulai groundbreaking dan diperkirakan akan menyerap investasi
sebesar USD 800 juta.
Pertamina Medco Tomori Sulawesi telah berkomitmen menyalurkan gas
sebanyak 55 MMSCFD untuk pabrik amoniak berkapasitas 700.000 ton per
tahun, yang akan dikelola oleh PT Panca Amara Utama. Pabrik amoniak
tersebut memulai groundbreaking dan diperkirakan akan menyerap investasi
sebesar USD 800 juta.
Dari proyek-proyek gas tersebut, potensi penerimaan negara selama 13
tahun mendatang diproyeksikan mencapai USD 7,02 miliar. Total gas yang
akan tersalurkan kepada konsumen, baik untuk kilang LNG, pabrik amoniak,
dan pembangkit listrik sekitar 415 MMSCFD dan membuka lapangan kerja
hingga 10.000 tenaga kerja.
tahun mendatang diproyeksikan mencapai USD 7,02 miliar. Total gas yang
akan tersalurkan kepada konsumen, baik untuk kilang LNG, pabrik amoniak,
dan pembangkit listrik sekitar 415 MMSCFD dan membuka lapangan kerja
hingga 10.000 tenaga kerja.
Selain proyek-proyek di Sulawesi Tengah tersebut, Presiden juga meresmikan
Lapangan GG PHE Offshore North West Java yang terletak di Kabupaten
Indramayu, Jawa Barat. Lapangan GG telah memiliki fasilitas satu anjungan
lepas pantai tanpa awak, pemboran 3 sumur gas, pipa bawah laut sepanjang
35 km, dan onshore processing facility Balongan dengan total investasi sekitar
USD 150 juta.
Lapangan GG PHE Offshore North West Java yang terletak di Kabupaten
Indramayu, Jawa Barat. Lapangan GG telah memiliki fasilitas satu anjungan
lepas pantai tanpa awak, pemboran 3 sumur gas, pipa bawah laut sepanjang
35 km, dan onshore processing facility Balongan dengan total investasi sekitar
USD 150 juta.
Lapangan GG mulai onstream dengan kapasitas produksi 31 MMSCFD dan
150 barel kondensat per hari. Gas dari lapangan tersebut dipasok untuk Kilang
Pertamina Balongan, Kilang LPG Pertamina Mundu, dan PLN Sunyaragi.
150 barel kondensat per hari. Gas dari lapangan tersebut dipasok untuk Kilang
Pertamina Balongan, Kilang LPG Pertamina Mundu, dan PLN Sunyaragi.
Presiden Jokowi mengatakan megaproyek tersebut sejalan komitmen
pemerintahuntuk memperkuat infrastruktur energi nasional, mengoptimalkan
pemanfaatangas untuk pemenuhan kemandirian energi dan menciptakan nilai
tambah didalam negeri. Dengan total investasi yang mencapai USD 5,8 miliar
ini menunjukkankepercayaan dan minat pelaku usaha yang tinggi untuk
berinvestasi di Indonesia,khususnya di sektor energi.
pemerintahuntuk memperkuat infrastruktur energi nasional, mengoptimalkan
pemanfaatangas untuk pemenuhan kemandirian energi dan menciptakan nilai
tambah didalam negeri. Dengan total investasi yang mencapai USD 5,8 miliar
ini menunjukkankepercayaan dan minat pelaku usaha yang tinggi untuk
berinvestasi di Indonesia,khususnya di sektor energi.
"Percepatan pembangunan infrastruktur energi merupakan kunci utama bagi
terciptanya kemandirian energi di masa kini dan yang akan datang. Oleh
karena itu, pemerintah sangat mendukung dan memberikan apresiasi yang
tinggi kepada Pertamina dan para mitranya yang telah menggagas dan
merealisasikan megaproyek ini," ujar Jokowi dalam keterangan tertulisnya
di Jakarta, Minggu (2/8).
terciptanya kemandirian energi di masa kini dan yang akan datang. Oleh
karena itu, pemerintah sangat mendukung dan memberikan apresiasi yang
tinggi kepada Pertamina dan para mitranya yang telah menggagas dan
merealisasikan megaproyek ini," ujar Jokowi dalam keterangan tertulisnya
di Jakarta, Minggu (2/8).
Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan
megaproyek tersebut merupakan komitmen Pertamina dan mitra-mitranya
untuk terus berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi Indonesia.
megaproyek tersebut merupakan komitmen Pertamina dan mitra-mitranya
untuk terus berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi Indonesia.
"Tidak sekadar sebagai sumber penerimaan negara, tetapi juga menjadi
kunci bagi pertumbuhan ekonomi di wilayah setempat melalui multiplier
efek yang ditimbulkan dari proyek-proyek ini," kata Dwi.
kunci bagi pertumbuhan ekonomi di wilayah setempat melalui multiplier
efek yang ditimbulkan dari proyek-proyek ini," kata Dwi.
[idr]
Merdeka.com
Source : http://www.merdeka.com/uang/presiden-jokowi-resmikan-megaproyek-migas-senilai-rp-783-triliun.html
No comments:
Post a Comment