Meski Gubernur, Jokowi Ternyata Masih Suka Naik Pesawat Kelas Ekonomi Sendirian
Ada cerita seru dari Jokowi, Gubernur DKI Jakarta. Mantan Wali Kota Solo itu mengaku kesengsem dengan pesawat kelas ekonomi (duduk di belakang). Karena itu, dia kerap naik pesawat ekonomi ketika perjalanan dari Solo ke Jakarta, atau sebaliknya dari Jakarta ke Solo. Sendirian tanpa pengawal.
“Emang dari dulu saya anak ekonomi. Saya dari dulu biasa saja, dari dulu di ekonomi ya ekonomi,” ujar Jokowi, awal tahun lalu kepada wartawan di Balai Kota Jakarta.
Pengakuan Jokowi ini terkonfirmasi dengan pengakuan seorang penumpang pesawat kelas ekonomi yang kebetulan pernah bareng dengan Gubernur DKI yang biasanya juga dipanggil ‘Mas Joko’ ini. Seperti ditulis seorang bloogers dengan nama adesmurf. Dia menulis kisah perjalanan di dalam pesawat bareng Jokowi .
Begini dia menulis:
Akhir pekan lalu, saya dan suami bertolak kembali ke Jakarta dari Solo, melalui Bandara Adi Soemarmo. Saat tengah menunggu giliran masuk pesawat di tengah antrian panjang, tiba-tiba kami dikejutkan oleh suara sedikit gaduh di belakang. Spontan menoleh, beberapa orang pun melakukan hal yang sama.
Bahkan tak sedikit yang bergegas menghampiri ke arah kerumunan. Sesosok pria dengan wajah sangat familiar berdiri di tengah-tengah orang yang berebut untuk menyapa dan berfoto bersama. Mengenakan celana jeans, kemeja putih bertangan panjang yang digulung, menyandang ransel hitam di pundak, ia terlihat sedikit lelah, namun secara umum terkesan santai, tenang dan ramah.
Pria itu menebar senyuman khasnya. Dia orang nomer satu di DKI, Joko Wiodo yang tenar dengan sapaan akrab Jokowi. Saya ikut berdegup melihat kehadiran beliau, terutama melihat antusiasme orang-orang di ruang tunggu keberangkatan. Seolah semua merasa ingin mendekat dan menyapa. Sangat tergelitik untuk ikut menghampiri beliau, namun saya pun separuh mengingatkan diri sendiri sebenarnya, jangan sampai proses boarding terganggu.
Terlebih, kerumunan berjarak agak jauh dari titik kami berdiri dan terhalang beberapa penumpang lain. Saya berusaha fokus pada antrian, meski sesekali masih juga melihat ke belakang. ‘Dzziig!’ Ada rasa yang sedikit asing, namun membuat saya tiba-tiba dijalari perasaan haru mendalam. Semacam cubitan bercampur pelukan hangat.
Belum tuntas keheranan, berikutnya saya kembali menyaksikan sesuatu yang langka di negeri ini: seorang pejabat publik terkemuka ikut di dalam antrian masuk ke pesawat, untuk kemudian duduk di bangku belakang: kelas ekonomi! Dalam penggambaran bak tokoh kartun, mungkin rahang saya sudah terlepas jatuh ke lantai.
Baru kali ini saya duduk lebih depan daripada seorang pejabat. Bukan tanpa alasan. Sudah terlalu sering saya menyaksikan bagaimana pongahnya perangai para penguasa ketika menggunakan fasilitas publik. Jangankan mereka, para asisten dan lingkaran terdekatnya juga kerap bertingkah berlebihan, selalu minta dilayani, diistimewakan dan dimaklumi setiap kali mereka hadir. Tidak banyak yang lebih memuakkan dari hal tersebut.
Tulisan pengalaman Adesmurf dikomentari orang lain yang ternyata juga punya pengalaman mirip. Begini pengakuannya:
Benar-benar de javu, 28 april lalu saya mempunyai pengalaman yang sama: flight yg sama, posisi duduk yang sama (kalo tidak salah waktu itu beliau duduk di no 26/27, saya 1 row di depannya), kemeja putih digulung yang sama, riuh rendah orang-orang yg ingin salaman dan berpoto dengannya.
Bedanya mungkin cuma saat itu dia narik koper kecil (bukan bawa ransel) dan sampe Jakarta lebih beruntung dari anda karena tidak perlu naik bus ke gedung terminal. Sebagai bentuk penghormatan saya kepada beliau, saat itu saya memilih sikap untuk ‘mengacuhkannya’, karena saya yakin beliau juga membutuhkan privasi buat dirinya. Sepertinya dia benar-benar gandrung naik kelas Ekonomi. Bagaimana dengan anda?(merdeka.com)
Source : laskarjokowi.com
No comments:
Post a Comment