Presiden Joko Widodo (kanan) menerima kunjungan pemimpin perusahaan multinasional Amerika Serikat (AS) yang tergabung dalam US-ASEAN Business Council di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (5/5). Pertemuan tersebut membahas berbagai potensi perekonomian Indonesia. (ANTARA FOTO/Andika Wahyu)
Pimpinan perusahaan AS temui Presiden Jokowi
Pimpinan perusahaan multinasional yang tergabung dalam US-ASEAN Business Council menemui Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) di kantor Kepresidenan, Jakarta, Selasa.
Ketua delegasi pengusaha AS, Marc Mealy mengatakan pertemuan tersebut merupakan bagian dari kunjungan dua hari dalam rangka melakukan penjajakan kerja sama di kasawan Asia Tenggara (ASEAN) dan Asia Pasifik.
Pertemuan juga dihadiri sejumlah menteri Kabinet Kerja, di antaranya Menko Perekonomian Sofyan Djalil, Menteri Perindustrian Saleh Husin, Kepala BKPM Franky Sibarani, dan Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto.
Sementara itu, para pemimpin perusahaan setingkat Chief Executive Officer (CEO) itu didampingi oleh Dubes AS untuk Republik Indonesia Robert Blake, Vice President for Policy, US-ASEAN Business Council Marc Mealy, dan Director US-ASEAN Business Council Mads Stockwell.
Sedangkan para CEO terdiri atas Chief Executive Officer Cigna Asia Pacific Patrick Graham, Iain McLaughlin (President Coca-Cola ASEAN Business Unit), Hsing Ho (Group Managing Director ASEAN & Managing Director DuPont Singapore), dan Stuart Dean (CEO of GE ASEAN, GE Global Growth & Operations).
Selanjutnya, Prakash Mallya (Managing Director, Intel Southeast Asia), Bob White (Senior Vice President and President Medtronic, Asia Pacific Region), Juan M. Farinati (Vice President Monsanto Asia Pacific), Hatsunori Kiriyama (President Procter & Gamble Asia), dan Jason Fischer (President and Managing Director UL Asia Pasifik).
"Kunjungan hari ini bertujuan untuk melakukan penjajakan kerja sama bisnis dengan para pengusaha Indonesia serta saling bertukar pandangan," ujar Mealy.
Ia mengatakan bahwa pertemuan tersebut merupakan kesempatan untuk berbagi perspektif dan pemikiran dari kedua negara.
Kerja sama di bidang infrastruktur dan kesehatan merupakan bidang yang paling potensial untuk dijajaki antara kedua negara, terlebih lagi dengan kebijakan satu pintu dari BKPM dan subsidi BBM yang menunjukkan usaha serius pemerintah dalam mereformasi birokrasinya.
"Meskipun perekenomian sebagian besar negara saat ini sedang menurun namun tetap tidak akan menutup kesempatan untuk melakukan investasi di Indonesia," kata Mealy.
Ketua delegasi pengusaha AS, Marc Mealy mengatakan pertemuan tersebut merupakan bagian dari kunjungan dua hari dalam rangka melakukan penjajakan kerja sama di kasawan Asia Tenggara (ASEAN) dan Asia Pasifik.
Pertemuan juga dihadiri sejumlah menteri Kabinet Kerja, di antaranya Menko Perekonomian Sofyan Djalil, Menteri Perindustrian Saleh Husin, Kepala BKPM Franky Sibarani, dan Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto.
Sementara itu, para pemimpin perusahaan setingkat Chief Executive Officer (CEO) itu didampingi oleh Dubes AS untuk Republik Indonesia Robert Blake, Vice President for Policy, US-ASEAN Business Council Marc Mealy, dan Director US-ASEAN Business Council Mads Stockwell.
Sedangkan para CEO terdiri atas Chief Executive Officer Cigna Asia Pacific Patrick Graham, Iain McLaughlin (President Coca-Cola ASEAN Business Unit), Hsing Ho (Group Managing Director ASEAN & Managing Director DuPont Singapore), dan Stuart Dean (CEO of GE ASEAN, GE Global Growth & Operations).
Selanjutnya, Prakash Mallya (Managing Director, Intel Southeast Asia), Bob White (Senior Vice President and President Medtronic, Asia Pacific Region), Juan M. Farinati (Vice President Monsanto Asia Pacific), Hatsunori Kiriyama (President Procter & Gamble Asia), dan Jason Fischer (President and Managing Director UL Asia Pasifik).
"Kunjungan hari ini bertujuan untuk melakukan penjajakan kerja sama bisnis dengan para pengusaha Indonesia serta saling bertukar pandangan," ujar Mealy.
Ia mengatakan bahwa pertemuan tersebut merupakan kesempatan untuk berbagi perspektif dan pemikiran dari kedua negara.
Kerja sama di bidang infrastruktur dan kesehatan merupakan bidang yang paling potensial untuk dijajaki antara kedua negara, terlebih lagi dengan kebijakan satu pintu dari BKPM dan subsidi BBM yang menunjukkan usaha serius pemerintah dalam mereformasi birokrasinya.
"Meskipun perekenomian sebagian besar negara saat ini sedang menurun namun tetap tidak akan menutup kesempatan untuk melakukan investasi di Indonesia," kata Mealy.
Editor: Unggul Tri Ratomo
Source : Jakarta (ANTARA News)
No comments:
Post a Comment